Menyampaikan kebenaran dalam elemen jurnalistik yang pertama bukanlah menyampaikan kebenaran yang berkaitan dengan filsafat, bukan kebenaran yang berkaitan dengan sesuatu yang mutlak dan dengan sesuatu yang berkaitan dengan tuhan tetapi kebenaran fungsional. Kebenaran fungsional bisa diartikan seperti layaknya sebuah makanan dimanapun kita berada pasti kita akan menemukannya dan saat kita kelaparan pasti kita akan mencarinya terus menerus setiap hari setiap waktu kita inginkan maka kita akan mendapatkannnya, oleh karna itu kebenaran itu terus menerus dicari.
Saat polisi menangkap tersangka koruptor berdasarkan fakta yang diperoleh. Lalu kejaksaan membuat tuntutan dan tersangka itu diadili. Sesudah proses pengadilan, hakim memvonis tersangka itu bersalah atau tidak bersalah. Akibat dari proses tersebut akan timbul pertanyaan apakah tersangka itu bersalah dan berhak di hukum atau tidak bersalah dan patut di bebaskan. Dalam hal itu terlihat bahwa kebenaran fungsional itu terus menerus dicari dan bukan hanya 1 sisi saja bahkan ada orang lain yang ikut mencari hal tersebut. Contoh diatas menjelaskan bahwa polisi menangkap tersangka koruptor berdasarkan fakta yang diperoleh berate polisi tersebut mengungkap kebenaran tentang si koruptor . lalu kejaksaan itu juga membuat tuntutan dengan apa yang dia dapatkan mengenai koruptor itu sendiri. Lalu setelah itu hakim memvonis tersangka tersebut dengan data – data yang dia peroleh. Terlihat jelas bahwa kebenaran tersangka koruptor tersebut terus menerus dicari dan di cari hingga menimbulkan pertanyaan apakah tersangka itu bersalah atau tidak bersalah.
Kebenaran fungsional menuntut jurnalis menulis fakta-fakta dalam pengertian yang berguna bagi kehidupan sehari-hari masyarakat. Begitu banyak fakta di masyarakat, tapi jarang jurnalis yang mampu melahirkan karya jurnalisme yang berguna dengan melaporkan kebenaran dari fakta-fakta itu. Oleh karna itu kebenaran fungsional itu tidak selalu menarik dan bahkan kebenaran fungsional bisa berbentuk sesuatu yang buruk dan tidak dapat menimbulkan pengaruh yang baik bagi kehidupan sehari-hari masyarakat bila di laporkan melalui sebuah media.
Seperti yang telah dijelaskan kebenaran fungsional itu kebenaran yang fakta tapi dapat terjadi secara berkelanjutan, dicari secara berulang – ulang dan berada di setiap saat kita melangkahkan kaki kita bahkan saat jam berdekit. Kebenaran fungsional selalu terjadi walaupun kejadian itu buruk maupun baik karna kebenaran fungsional tidak seperti kebenaran mutlak yang sudah memiliki patokok / ujung dengan pasti tanpa harus mengupas dan mencari secara berulang – ulang, tidak seperti kebenaran agama yang sudah memiliki bukti – bukti yang bisa menjelaskan sebuah agama, dan tentunya tidak seperti kebenaran filsafat yang rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar