Jumat, 03 Juli 2020


Halo Teman - teman goweser seluruh indonesia,
kenapa sih saat ini sepedaan menjadi salah satu pilihan olahraga dan bahkan menjadi alat transportasi umum bagi masyarakat?
salah satu penyebabnya adalah karna keterbatasan aktifitas akibat pandemi covid-19 saat ini.
kenapa demikian ?
menurut pandangan saya sebagai seorang awam, saat covid-19 banyak orang yang terisolasi untuk berpergian, jalan jalan, bahkan olahraga sekalipun, seperti dilarangnya menggunakan kendaraan bermotor berboncengan, menggunakan kendaraan bermobil dengan muatan orang yang berlebihan, dilarang beraktifitas di luar seperti kumpul dan aturan lainnya yang mengatur setiap pergerakan masyarakat akibat covid-19.
Lalu Kenapa Memilih Sepedaan disaat seperti ini ?

Sepedaan di Trek MTB Santai Mutiara Gading City

Selain sepedaan merupakan sebuah olahraga yang memacu adrenalin, membakar semangat di dalam tubuh, dan menumbuhkan semangat pantang menyerah . sepedaan juga merupakan salah satu kendaraan bebas berexpresi yang artinya sepedaan bisa di gunakan bukan hanya untuk olahraga saja tapi bisa juga sebagai alat transportasi umum seperti kebnayakan orang menggunakan sepeda motor, contoh kecilnya dari ibu ibu yang mulai berangkat kepasar dengan menggunakan sepeda keranjang, seorang bapak yang berangkat kerja dengan sepeda travelnya, dan remaja yang mencari alasan untuk berkumpul dengan temannya dengan menggunakan sepeda.
ditengah populernya aktifitas pesepeda pada saat ini membuat banyak pihak merasa senang, karna berkurangnnya polusi, bertambahnya masyarakat yang peduli dengan lingkungan sekitar, dan bahkan dengan bersepeda sekalipun kita bisa saling mengenal satu sama lain, yaa karna dimasa seperti sekarang ini sungguh sulit untuk berinteraksi dengan orang lain yang mungkin tidak kita kenal. dengan adanya sarana sepeda ini membangun jiwa kebersamaan untuk gowes bareng saling mengenal satu sama lain karna adanya ketertarikan yang sama di antara masyarakat pada saat ini. meskipun sebagian orang bersepeda hanya untuk bersenang-senang, jalan-jalan, bahkan hingga untuk pamer kekayaan sekalipun. bukannya ini hal yang baik ? karna sepedaan sediri merupakan olahraga dunia dan hal ini dapat mengurangi polusi dari penggunaan kendaraan bermotor lainnya.
Tidak hanya sampai disitu saja, ramainya aktifitas bersepeda ini ternyata menimbulkan efek lain salah satunya adalah kesalnya sebagian masyarakat yang menggunakan sepeda motor ataupun mobil, karena menurutnya para pesebeda menganggu aktifitas perjalanan mereka bahkan ada yang tertabrak baik itu di sengaja maupun tidak hal ini menjadi perdebatan yang seru dimasyarakat ada yang mendukung ada juga yang tidak. bahkan saat ini sempat mencul berita bahwa pesepeda akan dikenakan pajak, dan menganggab bahwa kegiatan bersepeda saat ini perlu diatur agar tidak menganggu pengguna kendaraan lainnya.

Cycling Random

Menurut Saya Sendiri, Aktifitas Bersepeda sebenarnya bukanlah hal yang buruk. dengan adanya aktifitas masyarakan bersepeda tentu pengguna kendaraan bermotor yang menimbulkan polusi berkurang.
para pesepeda sendiri sebenarnya tidak ingin menganggu pengguna jalan lainnya, seperti penguna jalan kaki, ataupun jalan pemotor/mobil tetapi di indonesia sendiri sangat tidak peduli dengan pesepeda karna tidak terlalu populer sebelumnya seperti di negara negara lainnya yang sudah memiliki jalur khusus sepeda,  kenapa kita berjalan rada ketengah jalanan bukan karna kita tidak ingin di pinggir tapi banyak pemotor yang parkir mobil parkir yang tidak sesuai dengan tempatnya bahkan beberapa tempat yang memiliki jalur pesebeda di jadikan lahan parkir oleh beberapa oknum sehingga kami para pesebeda harus mengambil jalanan yang agak ketengah.
Negara indonesia yang baru Populer masalah sepedaan ini terlihat sangat tidak mampu menampung apresiasi, semangat olahraga, dan gaya hidup masyarakat seperti ini. seperti kurangnya jalanan khusus sepeda, Sedikit sekali BIKE PARK untuk pesepeda MTB sehingga menggunakan jalanan yang tidak sesuai harapan, Tidak Banyak LOOP untuk anak anak Roadbike , dan sedikitnya bengkel / toko sparepart sepeda di indonesia. dengan kata lain setiap pesepeda di indonesia baik itu pesepeda pro maupun yang ikut ikutan sekalipun berharap bahwa pemerintah nantinya bukan hanya mampu melarang ini itu, tapi juga dapat memfasilitasi para pesepeda yang benar benar ingin bersepeda, dengan harapan aktifnya kegiatan bersepeda dapat mengurangi polusi dan jumlah kendaraan bermotor, sehingga dapat mengurangi angka kemacetan di beberapa kota di indonesia.

Jadi bagai mana menurut kalian ?

apakah bersepeda salah?

Rabu, 18 Desember 2019

PESAN KOMUNIKASI NONVERBAL LUKISAN MELALUI TEKNIK LUKIS KONTEMPORER /NONVERBAL COMMUNICATION MESSAGES OF PAINTING THROUGH ENGINEERING CONTEMPORARY LAYER

PESAN KOMUNIKASI NONVERBAL LUKISAN MELALUI TEKNIK LUKIS KONTEMPORER
NONVERBAL COMMUNICATION MESSAGES OF PAINTING THROUGH ENGINEERING CONTEMPORARY LAYER
Muhammad Naufal, Dr. Ani Yuningsih. Dra., M.Si
Prodi Ilmu Hubungan Masyarakat, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: mnaufallubiss@gmail.com    

Abstract. With the development of painting in Indonesia is so rapid now that painting can be one tool to convey the message symbolically. The problem is when a painter describes a message through contemporary paintings of many communities or targets of the painter who can not understand the elements / messages in the painting, such as the meaning of the colors, the intentions of the characters and shapes made, the rough textures As well as the lines that even have different messages of each form, so that many people do not know clearly the content of the message in the painting made by the painter The purpose of research to determine the effectiveness of the use of colors, characters and shapes, streaks and lines, Texture through contemporary painting techniques in conveying messages. Descriptive research method with interview techniques, observation, and literature review that explains or discusses events without testing the hypothesis or numbers. The results of the discussion show that the use of colors, characters and shapes, streaks and lines, and textures through contemporary painting techniques can be said to be effective because the message contained in the painting can be understood its meaning and understood by contemporary paint lovers.

Keywords: Message, Nonverbal Communication, Contemporary Painting

Abstrak. Dengan berkembangnya seni lukis di Indonesia yang begitu pesat sekarang lukisan bisa menjadi salah satu alat untuk menyampaikan pesan secara simbolis. Permasalahannya adalah ketika seorang pelukis menggambarkan sebuah pesan melalui lukisan kontemporer banyak masyarakat atau target dari si pelukis yang tidak dapat memahami unsur-unsur/pesan yang ada di dalam lukisan itu, seperti arti dari warna, maksud dari karakter dan bentuk yang dibuat, tekstur yang kasar maupun halus, dan garis yang bahkan memiliki pesan yang berbeda setiap bentuknya, sehingga banyak orang yang tidak mengetahui secara jelas isi pesan yang ada di dalam lukisan yang dibuat oleh sang pelukis Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas penggunaan warna, karakter dan bentuk, coretan dan garis, tekstur melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan. Metode penelitian deskriptif dengan teknik wawancara, observasi, dan tinjauan pustaka yang memaparkan atau membahas peristiwa tanpa menguji hipotesis atau angka-angka. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa penggunaan warna, karakter dan bentuk, coretan dan garis, serta tekstur melalui teknik lukis kontemporer dapat dikatakan efektif karena pesan yang terdapat di dalam lukisan dapat dimengerti maknanya dan dipahami oleh para pencinta seni lukis kontemporer.

Kata Kunci: Pesan, Komunikasi Nonverbal, Lukisan Kontemporer



A.                Pendahuluan
Komunikasi pada saat ini sangat berkembang pesat, baik itu median atau alat komunikasi yang terus berkembang seiring dengan majunya teknologi komunkasi. Komunikasi nonverbal yang ada di sekitar kita menjadi salah satu teknik untuk menyampaikan pesan yang sering digunakan oleh masyarakat.
Dalam sebuah lukisan ternyata banyak terdapat pesan – pesan komunikasi di dalamnya sehingga lukisan dapat menjadi salah satu alat atau media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. Tetapi banyak masyarakat yang melihat lukisan hanya berdasarkan bagusnya saja, tidak melihat isi pesan yang ada di dalam lukisan tersebut..
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana efektivitas komunikasi nonverbal pelukis dalam menyampaikan pesan melalui teknik lukis kontemporer”. Selanjutnya, tujuan dalam penelitian ini diuraikan dalam pokok-pokok sbb.
1.      Bagaimana efektivitas penggunaan warna melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan?
2.      Bagaimana efektivitas penggunaan karakter dan bentuk melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan?
3.      Bagaimana efektivitas penggunaan coretan dan garis melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan?
4.      Bagaimana efektivitas penggunaan tekstur melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan?

B.                 Landasan Teori
Helbert Mead adalah yang petama-tama mendefinisikan teori interaksi simbolik. Mead mengutarakan tentang tiga prinsip interaksi simbolik, yaitu tentang pemaknaan (meaning), bahasa (language), dan pikiran (thought). 
Setelah manusia paham tentang konsep meaning, language, dan thought saling terkait, maka kita dapat memahami konsep tentang ‘diri’ (self). Konsep diri menurut Mead sebenarnya seseorang melihat dirinya lebih kepada bagaimana orang lain melihat dirinya (imagining how we look to another person). Kaum interaksionisme simbolik melihat gambaran mental ini sebagai the looking-glass self dan bahwa hal tersebut dikonstruksikan secara sosial.
Dalam konsepsi interaksionisme simbolik dikatakan bahwa kecenderungan dalam menafsirkan diri lebih kepada bagaimana orang-orang melihat atau menafsirkan diri. Orang tersebut cenderung untuk menunggu, untuk melihat bagaimana orang lain akan memaknai dirinya, bagaimana ekspektasi orang terhadap dirinya. Oleh karenanya konsep diri terutama dalam bentuk sebagai upaya pemenuhan terhadap harapan atau tafsiran orang lain tersebut kepada diri manusia. Setiap manusia sering kali mencoba memposisikan diri ke dalam orang lain, dan mencoba melihat bagaimanakah perspektif orang tersebut ketika memandang dirinya. Manusia semacam meminjam kaca mata orang lain tersebut untuk dan dalam melihat dirinya. Konsep diri adalah fungsi secara bahasa. Tanpa pembicaraan maka tidak akan ada konsep diri. Konsep diri ini sendiri pada nantinya terbentuk atau dikonstruksikan melalui konsep pembicaraan itu sendiri, melalui bahasa (language).
Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (mind) mengenai diri (self), dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan tujuan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat (society) di mana individu tersebut menetap, seperti yang dicatat oleh Douglas (1970) (dxalam Ardianto, 2007:136).

Makna itu berasal dari interaksi, dan tidak ada cara lain untuk membentuk makna, selain dengan membangun hubungan dengan individu lain melalui interaksi. Definisi singkat dari ketiga ide dasar dari interaksi simbolik, antara lain:
1.      Pikiran (mind) adalah kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, di mana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain.
2.      Diri (self) adalah kemampuan untuk mereflesikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat lain, dan teori interaksionisme adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri (the-self) dan dunia luarnya.
3.      Masyarakat (society) adalah jejaring hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan tiap individu di tengah masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat dalam prilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya. “Mind, Self and Society” merupakan karya Helbert Mead yang paling terkenal, di mana dalam buku tersebut memfokuskan pada tiga tema konsep dan asumsi yang dibutuhkan untuk menyusun diskusi mengenai teori interaksi simbolik (Mead, 2008:96).

Jika kutipan di atas dikaitkan dengan efektivitas komunikasi nonverbal pelukis dalam menyampaikan pesan melalui teknik lukis kontemporer tema pertama pada interaksi simbolik berfokus pada pentingnya membentuk makna bagi prilaku manusia, di mana dalam teori interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi, karena awalnya makna itu tidak ada artinya, untuk menciptakan makna yang dapat disepakati secara bersama.
C.                Hasil Penelitian dan Pembahasan
            Berikut adalah penelitian mengenai pesan komunikasi nonverbal pelukis dalam menyampaikan pesan melalui teknik lukis kontemporer. Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau berusahan melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
            Efektivitas komunikasi para pelukis dalam menyampaikan pesan – pesan yang tercantum dalam setiap karyanya diperlukan faktor yang mendukung seperti penggunaan unsur komunikasi nonverbal yang tepat untuk menyampaikan pesan sesuai dengan target yang ditujunya. Bagi seniman, ungkapan secara nonverbal yang dilakukan melalui wadah seni lukis akan diutarakan melalui gambar, symbol, warna dan lainnya yang ada di dalam lukisannya tersebut.
            Asumsi peneliti terhadap efektivitas penggunaan warna baik secara warna Keseimbangan (Balance), warna Keserasian (Harmony), serta warna penekanan (Aksen/Emphasis) di mana khalayak baik yang menjadi pengunjung pameran maupun yang lainnya dapat menerima dan memahami pesan nonverbal dari penggunaan warna yang ditonjolkan pada lukisan kontemporer. Dalam lukisan kontemporer, kedalam warna memang sangat diperhatikan karena seni lukis kontemporer lebih menciptakan objek masa kini yang lebih menonjolkan kedalaman warna baik dari warna Keseimbangan (Balance), warna Keserasian (Harmony), serta warna penekanan (Aksen/Emphasis) itu sendiri. Menurut Geny Flowers mengatakan :
            Kedalaman warna dalam sebuah lukisan akan menciptakan kemewahan arti dari lukisan itu sendiri, karena dengan adanya warna yang dalam dapat menghasilkan lukisan kontemporer semakin hidup, bisa dipahami makna yang terkandung dalam lukisan itu sendiri. Selain itu dengan adanya kedalaman warna dapat menciptakan lukisan semakin indah untuk dilihat (Flowers, 2009 : 82).

            Karakter dan bentuk melalui teknik lukis kontemporer dalam penyampaian pesan sebagai salah satu cara yang digunakan untuk mengolah suatu media dalam penciptaan suatu karya. Teknik berkarya seni lukis kontemporer sangat dipengaruhi oleh bahan dan alat yang digunakan membuat karya seni. Teknik berkarya seni lukis kontemporer dapat juga dipengaruhi oleh kreativitas seseorang dalam proses pengerjaan, sehingga terjadilah keunikan teknik berkarya. Dalam efektivitas penggunaan karakter dan bentuk melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan. Penulis telah merangkum temuan penelitian yang diantaranya terbagai kepada tiga bagian yaitu : Rasionalitas/Rationality, dominan bentuk-bentuk geometris, serta kreativitas melukis.
             Di dalam pembuatan karya seni, seniman sebagai komunikator di dalam proses komunikasi nonverbal visual akan memilih dan mengkreasikan objek-objek yang ada dalam karyanya sesuai realitas visual yang ia tangkap didalam pikirannya. Tentunya setiap orang memiliki pandangan akan suatu realitas yang berbeda-beda tiap orangnya tergantung kesadarannya masing-masing. Begitu pula pada seni lukis yang beragam macamnya dan memiliki arti (pesan) yang berbeda. Selain unsur warna salah satu yang sering menjadi daya tarik para pencinta seni lukis adalah karakter dan bentuk.  Menurut John Gerrard karakter dan bentuk pada lukisan kontempoler yaitu :
1.      Rasionalitas/Rationality
Sebuah aksi, keyakinan, atau keinginan yang rasional jika kita harus memilih. Rasionalitas merupakan konsep normatif yang mengacu pada kesesuaian keyakinan seseorang dengan alasan seseorang untuk percaya, atau tindakan seseorang dengan alasan seseorang untuk bertindak.

2.      Dominant bentuk-bentuk geometris
Apabila dua buah bentuk yang berbeda geometri atau berlawanan orientasinya dan saling menembus batas masing-masing. Maka masing-masing bentuk akan bersaing untuk mendapatkan supermasi dan dominasi secara visual. Pada situasi semacam ini, bentuk-bentuk berikut ini dapat berkembang:

3.      Kreativitas 
kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang (thinking new thing). Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing new thing).

            Sementara bentuk adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur.
Bentuk adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur.Kata bentuk dalam seni rupa diartikan sebagai wujud yang terdapat di alam dan yang tampak nyata. Bentuk hadir sebagai manifestasi fisik objek yang dijiwai dan disebut sebagai sosok/ Form (Gerrard, 2008 : 148).
            Dalam hal ini bentuk yang diciptakan sesuai dengan nilai kegunaannya (functional form).Selain itu, bentuk juga diciptakan sebagai ungkapan perasaan (ekspresi), seperti pada lukisan dan patung. Jenis dan sifat bentuk adalah sebagai berikut:
  1. Bentuk organik, yaitu bentuk pada karya seni rupa yang mengingatkan pada bentuk makhluk hidup. seperti manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan;
  2. Bentuk dwi-matra, yaitu bentuk pada karya seni rupa yang terbatas pada bidang. Bentuk yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, seperti bentuk pada gambar dan lukisan;
  3. Bentuk tri-matra, yaitu bentuk pada karya seni rupa yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi, seperti pada bentuk patung dan bangunan;
  4. Bentuk diam dan bergerak (statis dan kinetis) seperti pada patung dan mobil;
  5. Bentuk berirama (ritmis) seperti pada bangunan dan patung;
  6. Bentuk agung dan abadi (monumental) seperti pada bangunan dan patung (Nurjanah, 2011: 79).
            Unsur coretan dan garis (line) dalam penggunaannya, garis mempunyai arah seperti horisontal, vertikal, diagonal atau miring. Garis mempunyai dimensi seperti tebal, tipis, panjang, dan pendek, juga saling berhubungan dalam bentuk garis paralel atau sejajar, garis memancar atau radiasi dan garis yang saling berlawanan.
            Garis dalam seni lukis sulam dimunculkan dengan cara melekatkan benang ke atas permukaan kain. Garis dan kesan fisiknya dirangkum oleh Suryahadi dalam Euis Nurjanah (2011: 48). Garis terbentuk melalui goresan atau tarikan dari titik yang satu ke titik yang lain. Bermacam bentuk garis, yaitu garis lurus, garis lengkung, garis putus-putus, garis tak beraturan, dan lain-lain. Setiap garis tersebut dapat menimbulkan kesan yang beragam yang dinamakan sifat garis. Misalnya, garis lurus dapat mengesankan kaku, tegas, dan keras.
            Garis merupakan unsur mendasar dan unsur penting dalam mewujudkan sebuah karya seni rupa. Awal mula pembuatan seni rupa umumnya dimulai dengan coretan garis sebagai rancangan awal. Garis adalah hubungan dua titik/lebih/jejak-jejak titik yang bersambungan atau berderet. Garis memiliki dimesnsi memanjang dan mempunyai arah serta sifat-sifat khusus seperti pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung, berombak dan seterusnya (Flower, 2009: 19).

            Dalam sebuah karya seni rupa garis dapat juga digunakan sebagai simbol ekspresi. Beberapa contohnya seperti garis tebal tegak lurus misalnya, memberi kesan kuat dan tegas, sedangkan garis tipis melengkung memberi kesan lemah dan ringkih. Karakter garis merupakan bahasa rupa dari unsur garis, baik untuk garis nyata maupun garis semu.
            Dan yang terkahir adalah Tekstur unsur yang menunjukan rasa permukaan bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada seni rupa secara nyata atau semu. Menurut (Prawira, 2004 : 107), “Tekstur adalah unsur rupa yang menjanjikan rasa permukaan bahan yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu.
            Tekstur sebagai unsur  seni rupa adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda ada yang memiliki tekstur berbeda dan adapun yang sama. Tekstur terdiri atas dua jenis yaitu nyata dan semu. Pengertian tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan terhadap sifat dan keadaan permukaan bidang benda karya seni rupa. Pengertian tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan dan rabaan. Tekstur yaitu sifat permukaan benda. Tekstur disebut juga barik atau rasa bahan. Tekstur memberi kesan benda diantaranya :
  1. Kasar yaitu bagian lukisan yang terlihat kasar 
  2.  Halus bagian lukisan kontempoler yang halus tidak kasar
  3. Mengkilat bagian lukisan yang mengkilat karena penggunaan cat lukis yang berbeda dengan cat lukis biasa (Gerrard, 2008:219).
        Tekstur satu unsur sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang berbeda. Tekstur bisa dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata ialah nilai raba yang sama antara sebuah penglihatan dan rabaan. Sedangkan pada teksur semu ialah suatu kesan yang tidak sama antara penglihatan dan perabaan.

D.                Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Penggunaan warna melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan dapat diterima oleh khalayak yang melihat lukisan kontemporer hal tersebut dikarenakan warna keseimbangan (Balance), warna keserasian (Harmony), serta warna penekanan (Aksen/Emphasis) dapat diterima dan dipahami makna dari warna lukisan kontemporer tersebut, aehingga komunikasi nonverbal yang disampaikan pelukis dapat dikatakan efektif karna, pendapat pelukis dengan pencinta lukisan sama.
2.      Penggunaan karakter dan bentuk melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan berupa Rasionalitas/Rationality, Dominan bentuk-bentuk geometris, serta kreativitas melukis menciptakan khalayak yang melihat lukisan kontemporer Komunitas Pelukis Kontemporer Jakarta (KPKJ) menerima dan memahami mengenai karakter dan bentuk dari teknik lukis kontemporer tersebut oleh karena itu komunikasi nonverbal melalui penggunaan karakter dan bentuk dapat dikatakan efektif/dapat dipahami.
3.      Penggunaan coretan dan garis melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan melalui coretan dan garis tebal, coretan dan garis tipis, serta coretan dan garis panjang dan pendek memberikan pemahaman terhadap khalayak yang melihat lukisan, sehingga hal itu yang membuat khalayak menerima makna lukisan dan paham terhadap lukisan yang diciptakan Komunitas Pelukis Kontemporer Jakarta (KPKJ). Dengan demikian pesan komunikasi nonverbal melalui penggunaan coretan dapat tersampaikan dan dipahami oleh para pencinta lukisan.

4.      Penggunaan tekstur melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan melalui tekstur kasar yaitu bagian lukisan yang terlihat kasar, tektur halus bagian lukisan kontempoler yang halus tidak kasar, dan tektur mengkilat bagian lukisan yang mengkilat karena penggunaan cat lukis telah menciptakan penerimaan dan pemahaman makna dari khalayak yang melihat lukisan dari Komunitas Pelukis Kontemporer Jakarta (KPKJ). Karna kesamaan pendapat antara pelukis dan pencinta lukisan membuat pesan yang terdapat di dalam lukisan tersebut dapat dipahami sehingga penyampaian pesan dapat dikatakan efektif.
E.                 Saran
Saran Teoritis
1.      Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta pengkajian bagi pengembangan Ilmu Komunikasi. Khususnya Public Relations yang berkaitan dengan metodologi deskriptif tentang efektivitas komunikasi nonverbal pelukis dalam menyampaikan pesan melalui teknik lukis kontemporer. Agar dapat mengetahui sebuah image (citra) positif yang dibentuk dari komunikasi nonverbal pelukis dalam menyampaikan pesan melalui teknik lukis kontemporer.
2.      Dalam membahas efektivitas komunikasi nonverbal, sebaiknya peneliti selanjutnya untuk menekankan kepada deskriptif kuantitatif yang lebih menggunakan data primer angket atau kuisioner yang melibatkan responden bukan narasumber. Agar penelitian selanjutnya lebih menjelaskan lebih rinci tentang bahasan efektivitas komunikasi yang ditelitinya.

Saran Praktis
1.      Dalam efektivitas penggunaan warna melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan sebaiknya dalam pemberian pesan lukisan pelukis harus lebih memperjelas isi atau makna dari kandungan warna yang diciptakan agar khalayak yang melihat lukisan lebih memahami kandungan dari lukisan kontemporer yang diciptakan.
2.      Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan karakter dan bentuk melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan sebaiknya pelukis harus mengutkan karakter dan bentuk lukisan kontemporer agar khalayak tidak salah mengartikan dan tidak salah menilai karakter dan bentuk lukisan kontemporer ataupun bukan lukisan kontemporer.
3.      Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan coretan dan garis melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan sebaiknya pelukis lebih spesifik menjelaskan coretan dan garis lukisan kontemporer agar khalayak tidak salah menilai mana lukisan kontemporer dan lukisan lainnya.
4.      Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan tekstur melalui teknik lukis kontemporer dalam menyampaikan pesan sebaiknya pihak pelukis lebih memperhatikan dan lebih menjelaskan tekstur dari teknik lukis kontemporer agar khalayak tidak salah menilai terhadap lukisan kontemporer tersebut.






Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro, 2011, Handbook of Public Relations. Bandung : Simbiosa Reklatama Media.
Flower, H. James. 2009. Visualisasi Seni Warna dalam Simbol. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gerard, Johas. 2010. Visualisasi Acrylic pada Kanvas. Yogyakarta: Andi.
Mead. Helbert 2008, Contemporer Sociology, United State Of America: Sage Publications US
Nurjanah, 2011. Kontribusi Hasil Belajar Dasar Seni dan Desain. Jakarta: Pustaka Utama

Senin, 07 Oktober 2019

Orang Tua Ku, Aku Merindu.



Orang tua ku, Setiap sore aku selalu berjalan menuju rumah.
Dengan debu yang tebal, hingga truck dan mobil yang membuat kesal.
Sepertinya aku mulai merasakan lelah.
Bukannya senang malah menjadi sakit.
Orang tua ku, Rasa ini membuatku merindu.
Bila bersamamu, aku hangat dalam bilik bambu rumah kita.
Bila di rumah, aku rindu canda dan tawa yang mengiris kesedihanku.

Orang tua ku, Aku menceritakan perjalanan sore ku menuju rumah, tidak bicara soal bahagia.
Aku bicara tentang keluhan, derita, dan sakit yang kurasa.
Rindukah engkau kepadaku ? seperti aku rindu selalu berada di dekatmu.
Debu seakan berkata kepadaku "Hai pemuda tidak kah engkau lelah menjalani derita ini?"
Tak perlu menjawab, Baju kusut, kusam, dan bau ini adalah bukti bahwa sakit telah dirasa.

Orang tua ku, Aku sungguh rindu.
Tapi, semakin sering aku menemuimu, semakin sedih mataku melihat tanpa mampu memberi kebahagiaan.
Aku Takut, berbondong-bondong kesedihan akan datang.
dan banyak yang harus aku pikirkan tentang dirimu.
Tak ingin rasanya aku menambah beban yang harus engkau tanggung.
Walau rindu ini tak mudah untuk dikendalikan.
Demi kebahagiaanku, yang mungkin selalu menjadi deritamu.
Sudahlah, cukup semua hayalan ini.
Menatapmu, dan melihat mu tersenyum ketika membuka pintu kamarku saja sudah membuat ku senang.

Aku berbisik sebuah kata didalam cerita ini.
yang mungkin bukan sebuah puisi.
tapi orang tua ku nyata kuakui.
demi kebagiaan yang berisi.
aku akan selalu memberi.
meski terkadang jiwa ini iri.

Muhammad Naufal Lbs.
Selasa, 08/10/2019